Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Jumong Episode 59

Hari masih berkabut, Jumong dan pasukannya meninggalkan gunung Bongae. Dari atas bukit, nampak Bubunno dan kelompoknya mengintai pergerakan mereka.

Sementara itu di Biryu, Sayong dan Soseono baru saja melewati pintu gerbang saat salah seorang jendral Biryu kembali menghentikan mereka untuk melakukan pemeriksaan. Sayong berkata mereka adalah pedagang dari negara Gaemak dan sudah melalui pemeriksaan di gerbang utama. Tapi jendral tetap berkeras untuk melakukan pemeriksaan lagi. Sayong kemudian menyisipkan sekantong koin agar bisa lolos di pemeriksaan yang kedua. Sesampainya di suatu tempat, Soseono keluar dari tempat persembunyiannya dan menyerahkan sekantong bubuk putih pada Chansoo untuk dicampurkan dengan anggur. Tapi Chansoo bertanya, bukankah akan sangat menarik perhatian jika mereka membunuh pasukan dengan bubuk itu. Songyang pasti curiga ada penyusup. Sayong berkata, bubuk itu tidak akan membunuh siapapun, hanya akan membuat orang yang meminumnya kehilangan kekuatan untuk sementara waktu seperti orang mabuk. Soseono memerintahkan untuk tidak melakukan pertarungan kecuali nyawa mereka dalam bahaya.

Anak buah Bubunno berkata mereka seharusnya memberi tahu Daeso tentang pasukan Jumong yang meninggalkan gunung Bongae, tapi Bubunno berkata mereka akan memberi tahu Daeso saat mereka tahu kemana tujuan Jumong. Mereka kemudian mengikuti rombongan Jumong. Saat malam tiba, Jumong dan pasukannya berkemah. Bubunno yang sedang mengintai berkata pada anak buahnya dia akan menyusup untuk membunuh Jumong dan membawa kepalanya ke pangeran Daeso. Anak buahnya terkejut dan khawatir, tapi Bubunno tetap pergi untuk melakukan penyerangan diam-diam bersama salah seorang anak buahnya. Sementara itu di camp, dengan ditemani hangatnya api unggun, Jumong dan pasukannya menikmati pertunjukkan gulat antara Moogol dan Hyeopbo. Di tengah riuh sorak pasukan Damul, Bubunno yang menyamar menyelinap diantara pasukan Damul dan bersiap melakukan penyerangan. Hyeopbo akhirnya berhasil mengalahkan Moogol. Hyeopbo berseru pada Jumong untuk bertanding dengannya. Jumong tersenyum dan berdiri menyambut tantangan Hyeopbo. Pasukan Damul bersorak.
"Jendral, aku mempertaruhkan semua koinku. Apa yang akan kau pertaruhkan?" seru Hyeopbo
Jumong melihat Mopalmo, kemudian berpaling pada Hyeopbo "Aku akan mempertaruhkan pedang baja yang dibuatkan Mopalmo khusus untukku". Penonton bersorak sorai.
Pertandinganpun dimulai. Dia antara pasukan Damul, Bubunno memandang mereka dengan tatapan heran. Hyeopbo kembali menang dan Jumong berkata pada Mopalmo yang kecewa, dia harus membuatkan pedang lain untuknya. Mopalmo mencemooh dan berkata buat apa dia membuatkan pedang lain kalau Jumong terlalu lemah, dan Musong menggoda Jumong dia akan menebang pohon untuk membuatkan sebilah pedang kayu untuk Jumong. Mereka kemudian tertawa bersama Jumong. Bubunno memandang dan terdiam oleh hangatnya persaudaraan pasukan Damul. Bubunno pergi tanpa melakukan rencananya dan berkata pada anak buahnya, sepanjang hidupnya dia banyak menyaksikan peperangan demi peperangan, tapi dia belum pernah melihat kehangatan seperti yang ditunjukkan oleh Jumong dan pasukannya. Dia benar-benar tersentuh oleh mereka.

Trio Oh-ma-hyeop berselisih pendapat dengan trio Jae-moo-mook mengenai strategi perang karena bagaimanapun juga mereka harus menghindari konfrontasi dengan pasukan Buyeo di Cheon-su untuk melindungi keluarga jendral Jumong yang masih ada di Buyeo. Jumong akhirnya mengumumkan mereka akan pergi ke Cheon-su di pagi hari untuk menghindari konfrontasi dengan pasukan Buyeo. Jaesa berkata itu adalah keputusan yang bagus. Jumong kemudian keluar untuk melihat pasukannya yang tidur diluar. Jumong menyelimuti mereka dengan selimut. Jumong berdiri dan termenung. Dia teringat pertemuannya dengan tuan Cheon yang berkata bahwa dia akan pergi ke Buyeo untuk urusan bisnis dan dia akan mencarikan catatan Joseon lama yang sedang dicari Jumong. Dia juga akan memeriksa keadaan Buyeo. Jumong juga menitipkan surat untuk diberikan pada ibunya setelah menceritakan bahwa ibunya lady Yoohwa, Yesoya istrinya dan Yuri anaknya ada di istana Buyeo sebagai tawanan. Jumong teringat kata-kata tuan Cheon yang tidak bisa memberi jaminan dia akan berhasil, tapi dia akan melakukan yang terbaik untuk menyampaikan surat itu pada lady Yoohwa meskipun pasti akan sangat berbahaya. Jumong kemudian masuk ke tenda saat Mari melaporkan bahwa 2 pengawal mereka dibunuh, seseorang pasti sedang mengintai mereka. Jumong berkata tidak boleh ada yang tahu mereka sedang menuju Gyeru. Dia kemudian menyuruh Mari pergi dan menemukan siapa yang sedang mengintai mereka. Sementara itu Bubunno dan anak buahnya masih mengamati camp dari jauh. Anak buahnya mengeluhkan udara yang sangat dingin dan sebaiknya mereka kembali saja ke Buyeo. Tapi Bubunno menolak. Mereka harus tahu dulu kemana tujuan Jumong dan pasukan Damul, baru mereka bisa menghadap pangeran Daeso. Salah seorang anak buah Bubunno menjauh untuk meregangkan badan. Trio melihatnya dan Oyi langsung membunuhnya dengan panah beracun. Mendengar keributan itu, Bubunno dan dua orang Buyeo lain muncul dan terjadilah perkelahian diantara mereka. Bubunno melarikan diri begitu semua anak buahnya terbunuh.

Di Jolbon Biryu, Soseono, Sayong dan anak buahnya bersembunyi mengamati para prajurit. Sementara di Gyeru, Yeontabal teringat percakapannya dengan Soseonno, memintanya untuk tidak ikut dalam misi ini, tapi Soseono berkeras untuk menyelesaikan misi ini sendiri karena ini berkaitan dengan kelangsungan hidup Gyeru. Yeontabal teringat Soseono berjanji dia akan kembali dengan selamat. Saat itulah Gyepil masuk dan mengabarkan Soseono dan yang lain berhasil menyusup ke benteng Songyang dengan selamat. Yeontabal meminta Gyepil menyiapkan pasukan untuk berangkat. Di luar, dia memberi tahu Yeonchaeryeong mengenai kabar terbaru dan persiapan selanjutnya. Yeonchaeryeong masih mencoba menemukan cara untuk menghindari perang, tapi Yeontabal berkata mereka tidak perlu takut dan meminta Yangtak untuk bersiap.

Sementara iti di istana Buyeo, ratu memanggil peramal Mawuryeong untuk melihat putri menteri pajak, dan setelah meminta pelayan keluar ruangan, ratu berkata pada peramal dia ingin menjadikannya sebagai selir Daeso. Mawuryeong setuju dan berkata itu akan membawa keberuntungan bagi Daeso. Ratu tersenyum senang. Seolran yang menunggu dengan gelisah di ruangannya mendapat laporan dari Haochen bahwa putri mentri pajak akan dijadikan selir untuk Daeso. Seolran menyalahkan semuanya pada Yesoya karena mondar-mandir di istana dengan anaknya dan itu membuat ratu merasa iri. Seolran lalu bertanya mengenai racun yang dikirimkan untuk Yuri, dan Haochen berkata kelihatanya itu tidak berhasil.

 Tidak lama kemudian Yoohwa dan pelayannya tiba di kamar Seolran dengan membawa racun yang dikirimkan Seolran untuk Yuri. Dengan tenang Seolran bertanya apa yang membawa Yoohwa datang dan apa yang dibawa olehnya. Yoohwa berkata dia membawa minuman bernutrisi untuk Seolran sebagai rasa terima kasih atas kebaikan Seolran mengirimkan minuman bernutrisi untuk Yuri. Sesaat Seolran terkejut kemudian berkata dia tidak memerlukan nutrisi apapun dan menolaknya. Yoohwa dengan tegas memperingatkan Seolran jika dia berani menyakiti Soya atau Yuri dia akan merasakan akibatnya.

Bubunno yang berhasil melarikan diri kembali ke Buyeo dan melaporkan pada Daeso bahwa Jumong dan pasukan Damul meninggalkan gunung Bongae pagi ini, tapi sayangnya dia tidak tahu kemana tujuan mereka. Naro berkata ini adalah kesempatan baik untuk menyerang gunung Bongae. Daeso kemudian menghadap Geumwa dan meminta persetujuannya untuk membawa pasukan menyerang gunung Bongae. Geumwa memintanya menunggu dan tidak melakukan penyerangan terlebih dahulu. Daeso menyanggupi untuk menunggu perintah dari Geumwa. Saat itulah Yoohwa masuk ke kamar Geumwa. Geumwa meminta Daeso pergi dan mengundang Yoohwa duduk. Yoohwa menanyakan kondisi kesehatannya. "Jika keadaan ini adalah sebab dari langit, maka tidak ada jalan untuk melarikan diri" ujar Geumwa.
Yoohwa kemudian meminta Geumwa membebaskan Yesoya dan Yuri dan mengirim mereka pada Jumong. Geumwa berkata saat ini belum memungkinkan bagi mereka. Geumwa akan menunggu hingga Yuri sudah siap untuk melakukan perjalanan. Hingga saat itu tiba, Geumwa akan menjaga mereka dengan baik selama di Buyeo. Yoohwa sangat kecewa dengan jawaban Geumwa. Dia menganggap Geumwa hanya memanfaatkan mereka sebagai jaminan keselamatan Buyeo. Dia berkata, ada seseorang yang berusaha membunuh Yuri, dan jika Geumwa tidak berniat mengirim mereka, maka dialah yang akan melakukannya. Yoohwa bangkit dan hendak meninggalkan ruangan saat Geumwa berkata dengan kemarahan yang terpendam bahwa dia bertemu dengan peramal gunung shijo yang telah meramalkan kehancuran Buyeo. Yoohwa tentunya ingat siapa yang telah mematahkan busur Damul. Geumwa mengingatkan, bahwa tanpa perintah darinya, tidak Yesoya ataupun Yuri diperbolehkan keluar dari Buyeo. Yoohwa sangat sedih mendengarnya. Tak terasa air matanya keluar. Dia belum bisa percaya, Geumwa, yang dia kenal selama ini, sudah berubah hatinya. Di luar ruangan, dia bertekad, sekaranglah saatnya dia berpisah dari Geumwa.

Songju terkejut saat menerima perintah dari Geumwa untuk mengirim penjaga ke kamar Yoohwa dan Yesoya. Yesoya, yang sedang menggendong Yuri, juga terkejut mengetahui keberadaan para penjaga di depan kamar Yoohwa. Dia masuk dan melaporkan hal ini pada Yoohwa. Yoohwa berkata, dia sudah tahu. Yoohwa meminta Yesoya bersiap - siap untuk meninggalkan istana sesegera mungkin.

Sementara di kediaman ratu, pelayan melapor mengenai penjagaan di kamar Yoohwa. Ratu sangat senang mendengar hal ini. Yoohwa sekarang tahu bagaimana rasanya dibuang oleh raja.



Thanks and credits to:
http://www.filipinasoul.com/category/arts-and-entertainment-philippines/

http://www.mysoju.com/jumong/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Lagi coba tulis sinopsis jumong sendiri. Udah baca mpe episod 57 di Tirza. Ga sabar nunggu kelanjutannya.