Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Prince Jumong & Lady Ye, the journey of love

Biarlah MBC drama award menentukan d' best couple mereka. Bagiku the best couple tetap aja "Prince Jumong and Lady Ye Soya" Yippie...
This is their love journey (yang sebetulnya hasilimajinasigw.com). Let's Cekidot ! *,*

Scene 1# 
Di tengah pelarian dari para pemberontak klan Habaek, Jumong dan Yesoya memutuskan untuk bermalam di sebuah gua. Jumong menatap wajah Yesoya yang nampak bersinar diterangi cahaya api unggun. Namun cahaya api tak mampu menyibak kabut di mata gadis itu. Jumong menatapnya iba. Dia seakan bisa merasakan kesedihan Yesoya. Bagaimanapun juga dia pernah merasakan kehilangan orang yang sangat dia kasihi, ayahnya, bahkan tanpa sempat memberikan penghormatan selayaknya seorang anak. Jumong menghampiri Yesoya dan duduk disampingnya, "Nona, menangislah jika memang itu bisa membuatmu lega. Bersandarlah padaku, hanya itu yang bisa kulakukan untukmu". Sekilas Yesoya menatap Jumong dengan mata berkaca. Perlahan dia merebahkan kepalanya di bahu Jumong dan terlelap.



Scene 2#

Berlari mengejar para penculik Ye soya, Jumong tak sedikitpun menghiraukan luka di kepalanya.
"Nona, maaf aku terlambat. Apa kau terluka?" Jumong bertanya cemas
"Aku tidak apa-apa. Pangeran, kepalamu terluka. Maafkan aku, lagi2 aku membuatmu susah" tanpa sadar mata Ye soya berkaca2 karena khawatir dan rasa bersalah.
Melihat air mata Ye soya, reflek Jumong mendekat dan menyentuh wajahnya
"Keselamatanmu, adalah yang utama bagiku. Aku tidak tahu kenapa dan sejak kapan. Yang aku rasakan saat ini adalah aku ingin melindungimu dari apapun"
"Aku akan menitipkanmu pada ibuku. Disana kau akan aman. Berjanjilah kau akan tetap selamat hingga aku kembali dari Han. Kau mau, berjanji untukku?"
"Ya" Yesoya mengangguk pelan.


Scene 3
Jumong menanyakan keadaan Soya. Perlahan, dia mengungkapkan isi hatinya
"Nona, saat ini aku masih menyimpan masa lalu dalam hatiku. Mungkin, perlu waktu lama untuk melupakannya. Tapi aku akan berusaha melakukan yang terbaik".
Jumong terdiam sesaat. Dia menatap Yesoya, "Kakak mengirimku ke negara Han. Aku memikirkan keselamatanmu disini. Walaupun pastinya, kau akan aman tinggal bersama ibuku, tapi kalau tidak keberatan, aku ingin kau ikut mendampingiku, sebagai istriku".
Yesoya menatap Jumong seraya berpikir, pria ini begitu jujur. Dia tidak menyangka akan dilamar secara langsung. Bahkan dia berterus terang masih memiliki masa lalu dalam hatinya.
Soya tersenyum, "Pangeran, kau begitu baik dan luhur. Aku bahkan tidak berani membayangkan menjadi wanita yang seberuntung ini. Terima kasih, telah mengatakan semuanya. Jika pangeran berusaha melupakan masa lalu itu, aku pun akan berusaha menjadi wanita yang pantas disisimu".
Jumong & Yesoya saling tatap dan tersenyum. Jalan baru sedang terbentang di depan mereka. Dalam hati mereka berjanji, akan melaluinya bersama-sama.


   
Scene 4#
 Di tengah udara panas tanah Buyeo, Jumong ditemani Yesoya, menunggu pasukan yang akan mengantarnya ke Han.
"Lady, tidakkah kau merasa udara disini menjadi semakin panas? Aku merasa sekarang alam sedang tidak bersahabat pada kita"
Yesoya tersenyum mendengar perkataan Jumong "Pangeran, alam tidak pernah mengabaikan kita. Kita sendirilah yang tidak peduli pada tempat kita hidup.
Soya menunjukkan sebuah catatan pada Jumong "Aku menemukan perkamen ini di perpustakaan istana. Isinya sedikit aneh, disini diceritakan mengenai alam yang memanas karena manusia tidak menjaga lingkungannya (doeng* canggih amat ngomongnya, 37 BC gitu). Bacalah, Pangeran. Mungkin itu akan membantumu kelak saat kau memiliki negara sendiri."

Scene 5#
Akhirnya, tibalah acara yang dinanti Jusoya Shipper *,* (maaf yah, kebayakan Juseono shipper patah hati pas episod ini). Tapi tetep aja gambar ini so sweet banget. Jusoya narsist juga, ambil gambar pake phone cell pula. Dalam benakku, klo ini cerita asli kurang lebih percakapan mereka seperti ini: "My lady, kostum kita keren juga. Photo yuks. Jumong junior pasti ingin lihat saat papah mamahnya dulu menikah". (hihi, ngarang.com)

Scene 6#
(Ini sih silent picture aja. Lebih enak dilihat tanpa story. Let's free our imagination)


Scene 7
My dear, poor ye soya, poor jumong. Ini scene dimana aku begitu merasakan empati untuk mereka. Andaikan hal itu adalah fakta, kasihan benget.

Scene 8
But, no problemo. Keluarga yang diberkati Tuhan pasti akan bersatu lagi. 
Scene 9
Cinta sejati tlah kembali (Ciyee.. bahasanya).Tp Ye soya dsini nampak tua sekali. Jumong malah tambah keren. Entah harus protes ama team make up ato malah harus salut. Ye Soya kan dikisahkan hidup menderita selama 15 tahun. Pastinya kondisi fisiknya menurun drastis. Tp tetep aja Soya yg cantik dibuat setua itu?? Ga terima!! *sewot

Scene 10
Ini dia Raja dan Ratu yang sesungguhnya. Mother of the next king. Sorry, Juseono is the political marriage only. Bahkan tidak ada yang romantis dalam lamarannya. Tidak ada tatapan penuh cinta, sangat dingin. Mungkin karena sudah tidak lagi muda? (but please, see the pic on scene 9. That is the love gaze I think). Atau mungkin karena masing - masing masih merindukan masa lalu? (mungkin). Atau karena memang sebetulnya sudah tidak ada cinta sama sekali? (Kayaknya ini yang paling mungkin. Harus! *maksa). Entahlah, hanya script writer yang tau. Pembaca? Penonton? Hanya berimajinasi sesukanya. Ya termasuk saya ini hehe..

Scene 11
Yepp.. walau sodara tiri, harus akur. Bagosss


Scene 12
Manisnya song ji hyo *,*. Gantengnya Yuri besar, Yuri kecil lucuw. Yup, the drama is over now. Will miss u all so much. Tapi drama hanyalah drama. Apapun endingnya ga penting. Pinter2 script writernya aja yang membuat penonton merasa campur aduk. Termasuk saya nih korbannya. Bye Jumong, Bye Soya, Bye Yuri, Bye all fans... Salam

http://www.soompi.com/forums/index.php?showtopic=30115

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jumong Episode 59

Hari masih berkabut, Jumong dan pasukannya meninggalkan gunung Bongae. Dari atas bukit, nampak Bubunno dan kelompoknya mengintai pergerakan mereka.

Sementara itu di Biryu, Sayong dan Soseono baru saja melewati pintu gerbang saat salah seorang jendral Biryu kembali menghentikan mereka untuk melakukan pemeriksaan. Sayong berkata mereka adalah pedagang dari negara Gaemak dan sudah melalui pemeriksaan di gerbang utama. Tapi jendral tetap berkeras untuk melakukan pemeriksaan lagi. Sayong kemudian menyisipkan sekantong koin agar bisa lolos di pemeriksaan yang kedua. Sesampainya di suatu tempat, Soseono keluar dari tempat persembunyiannya dan menyerahkan sekantong bubuk putih pada Chansoo untuk dicampurkan dengan anggur. Tapi Chansoo bertanya, bukankah akan sangat menarik perhatian jika mereka membunuh pasukan dengan bubuk itu. Songyang pasti curiga ada penyusup. Sayong berkata, bubuk itu tidak akan membunuh siapapun, hanya akan membuat orang yang meminumnya kehilangan kekuatan untuk sementara waktu seperti orang mabuk. Soseono memerintahkan untuk tidak melakukan pertarungan kecuali nyawa mereka dalam bahaya.

Anak buah Bubunno berkata mereka seharusnya memberi tahu Daeso tentang pasukan Jumong yang meninggalkan gunung Bongae, tapi Bubunno berkata mereka akan memberi tahu Daeso saat mereka tahu kemana tujuan Jumong. Mereka kemudian mengikuti rombongan Jumong. Saat malam tiba, Jumong dan pasukannya berkemah. Bubunno yang sedang mengintai berkata pada anak buahnya dia akan menyusup untuk membunuh Jumong dan membawa kepalanya ke pangeran Daeso. Anak buahnya terkejut dan khawatir, tapi Bubunno tetap pergi untuk melakukan penyerangan diam-diam bersama salah seorang anak buahnya. Sementara itu di camp, dengan ditemani hangatnya api unggun, Jumong dan pasukannya menikmati pertunjukkan gulat antara Moogol dan Hyeopbo. Di tengah riuh sorak pasukan Damul, Bubunno yang menyamar menyelinap diantara pasukan Damul dan bersiap melakukan penyerangan. Hyeopbo akhirnya berhasil mengalahkan Moogol. Hyeopbo berseru pada Jumong untuk bertanding dengannya. Jumong tersenyum dan berdiri menyambut tantangan Hyeopbo. Pasukan Damul bersorak.
"Jendral, aku mempertaruhkan semua koinku. Apa yang akan kau pertaruhkan?" seru Hyeopbo
Jumong melihat Mopalmo, kemudian berpaling pada Hyeopbo "Aku akan mempertaruhkan pedang baja yang dibuatkan Mopalmo khusus untukku". Penonton bersorak sorai.
Pertandinganpun dimulai. Dia antara pasukan Damul, Bubunno memandang mereka dengan tatapan heran. Hyeopbo kembali menang dan Jumong berkata pada Mopalmo yang kecewa, dia harus membuatkan pedang lain untuknya. Mopalmo mencemooh dan berkata buat apa dia membuatkan pedang lain kalau Jumong terlalu lemah, dan Musong menggoda Jumong dia akan menebang pohon untuk membuatkan sebilah pedang kayu untuk Jumong. Mereka kemudian tertawa bersama Jumong. Bubunno memandang dan terdiam oleh hangatnya persaudaraan pasukan Damul. Bubunno pergi tanpa melakukan rencananya dan berkata pada anak buahnya, sepanjang hidupnya dia banyak menyaksikan peperangan demi peperangan, tapi dia belum pernah melihat kehangatan seperti yang ditunjukkan oleh Jumong dan pasukannya. Dia benar-benar tersentuh oleh mereka.

Trio Oh-ma-hyeop berselisih pendapat dengan trio Jae-moo-mook mengenai strategi perang karena bagaimanapun juga mereka harus menghindari konfrontasi dengan pasukan Buyeo di Cheon-su untuk melindungi keluarga jendral Jumong yang masih ada di Buyeo. Jumong akhirnya mengumumkan mereka akan pergi ke Cheon-su di pagi hari untuk menghindari konfrontasi dengan pasukan Buyeo. Jaesa berkata itu adalah keputusan yang bagus. Jumong kemudian keluar untuk melihat pasukannya yang tidur diluar. Jumong menyelimuti mereka dengan selimut. Jumong berdiri dan termenung. Dia teringat pertemuannya dengan tuan Cheon yang berkata bahwa dia akan pergi ke Buyeo untuk urusan bisnis dan dia akan mencarikan catatan Joseon lama yang sedang dicari Jumong. Dia juga akan memeriksa keadaan Buyeo. Jumong juga menitipkan surat untuk diberikan pada ibunya setelah menceritakan bahwa ibunya lady Yoohwa, Yesoya istrinya dan Yuri anaknya ada di istana Buyeo sebagai tawanan. Jumong teringat kata-kata tuan Cheon yang tidak bisa memberi jaminan dia akan berhasil, tapi dia akan melakukan yang terbaik untuk menyampaikan surat itu pada lady Yoohwa meskipun pasti akan sangat berbahaya. Jumong kemudian masuk ke tenda saat Mari melaporkan bahwa 2 pengawal mereka dibunuh, seseorang pasti sedang mengintai mereka. Jumong berkata tidak boleh ada yang tahu mereka sedang menuju Gyeru. Dia kemudian menyuruh Mari pergi dan menemukan siapa yang sedang mengintai mereka. Sementara itu Bubunno dan anak buahnya masih mengamati camp dari jauh. Anak buahnya mengeluhkan udara yang sangat dingin dan sebaiknya mereka kembali saja ke Buyeo. Tapi Bubunno menolak. Mereka harus tahu dulu kemana tujuan Jumong dan pasukan Damul, baru mereka bisa menghadap pangeran Daeso. Salah seorang anak buah Bubunno menjauh untuk meregangkan badan. Trio melihatnya dan Oyi langsung membunuhnya dengan panah beracun. Mendengar keributan itu, Bubunno dan dua orang Buyeo lain muncul dan terjadilah perkelahian diantara mereka. Bubunno melarikan diri begitu semua anak buahnya terbunuh.

Di Jolbon Biryu, Soseono, Sayong dan anak buahnya bersembunyi mengamati para prajurit. Sementara di Gyeru, Yeontabal teringat percakapannya dengan Soseonno, memintanya untuk tidak ikut dalam misi ini, tapi Soseono berkeras untuk menyelesaikan misi ini sendiri karena ini berkaitan dengan kelangsungan hidup Gyeru. Yeontabal teringat Soseono berjanji dia akan kembali dengan selamat. Saat itulah Gyepil masuk dan mengabarkan Soseono dan yang lain berhasil menyusup ke benteng Songyang dengan selamat. Yeontabal meminta Gyepil menyiapkan pasukan untuk berangkat. Di luar, dia memberi tahu Yeonchaeryeong mengenai kabar terbaru dan persiapan selanjutnya. Yeonchaeryeong masih mencoba menemukan cara untuk menghindari perang, tapi Yeontabal berkata mereka tidak perlu takut dan meminta Yangtak untuk bersiap.

Sementara iti di istana Buyeo, ratu memanggil peramal Mawuryeong untuk melihat putri menteri pajak, dan setelah meminta pelayan keluar ruangan, ratu berkata pada peramal dia ingin menjadikannya sebagai selir Daeso. Mawuryeong setuju dan berkata itu akan membawa keberuntungan bagi Daeso. Ratu tersenyum senang. Seolran yang menunggu dengan gelisah di ruangannya mendapat laporan dari Haochen bahwa putri mentri pajak akan dijadikan selir untuk Daeso. Seolran menyalahkan semuanya pada Yesoya karena mondar-mandir di istana dengan anaknya dan itu membuat ratu merasa iri. Seolran lalu bertanya mengenai racun yang dikirimkan untuk Yuri, dan Haochen berkata kelihatanya itu tidak berhasil.

 Tidak lama kemudian Yoohwa dan pelayannya tiba di kamar Seolran dengan membawa racun yang dikirimkan Seolran untuk Yuri. Dengan tenang Seolran bertanya apa yang membawa Yoohwa datang dan apa yang dibawa olehnya. Yoohwa berkata dia membawa minuman bernutrisi untuk Seolran sebagai rasa terima kasih atas kebaikan Seolran mengirimkan minuman bernutrisi untuk Yuri. Sesaat Seolran terkejut kemudian berkata dia tidak memerlukan nutrisi apapun dan menolaknya. Yoohwa dengan tegas memperingatkan Seolran jika dia berani menyakiti Soya atau Yuri dia akan merasakan akibatnya.

Bubunno yang berhasil melarikan diri kembali ke Buyeo dan melaporkan pada Daeso bahwa Jumong dan pasukan Damul meninggalkan gunung Bongae pagi ini, tapi sayangnya dia tidak tahu kemana tujuan mereka. Naro berkata ini adalah kesempatan baik untuk menyerang gunung Bongae. Daeso kemudian menghadap Geumwa dan meminta persetujuannya untuk membawa pasukan menyerang gunung Bongae. Geumwa memintanya menunggu dan tidak melakukan penyerangan terlebih dahulu. Daeso menyanggupi untuk menunggu perintah dari Geumwa. Saat itulah Yoohwa masuk ke kamar Geumwa. Geumwa meminta Daeso pergi dan mengundang Yoohwa duduk. Yoohwa menanyakan kondisi kesehatannya. "Jika keadaan ini adalah sebab dari langit, maka tidak ada jalan untuk melarikan diri" ujar Geumwa.
Yoohwa kemudian meminta Geumwa membebaskan Yesoya dan Yuri dan mengirim mereka pada Jumong. Geumwa berkata saat ini belum memungkinkan bagi mereka. Geumwa akan menunggu hingga Yuri sudah siap untuk melakukan perjalanan. Hingga saat itu tiba, Geumwa akan menjaga mereka dengan baik selama di Buyeo. Yoohwa sangat kecewa dengan jawaban Geumwa. Dia menganggap Geumwa hanya memanfaatkan mereka sebagai jaminan keselamatan Buyeo. Dia berkata, ada seseorang yang berusaha membunuh Yuri, dan jika Geumwa tidak berniat mengirim mereka, maka dialah yang akan melakukannya. Yoohwa bangkit dan hendak meninggalkan ruangan saat Geumwa berkata dengan kemarahan yang terpendam bahwa dia bertemu dengan peramal gunung shijo yang telah meramalkan kehancuran Buyeo. Yoohwa tentunya ingat siapa yang telah mematahkan busur Damul. Geumwa mengingatkan, bahwa tanpa perintah darinya, tidak Yesoya ataupun Yuri diperbolehkan keluar dari Buyeo. Yoohwa sangat sedih mendengarnya. Tak terasa air matanya keluar. Dia belum bisa percaya, Geumwa, yang dia kenal selama ini, sudah berubah hatinya. Di luar ruangan, dia bertekad, sekaranglah saatnya dia berpisah dari Geumwa.

Songju terkejut saat menerima perintah dari Geumwa untuk mengirim penjaga ke kamar Yoohwa dan Yesoya. Yesoya, yang sedang menggendong Yuri, juga terkejut mengetahui keberadaan para penjaga di depan kamar Yoohwa. Dia masuk dan melaporkan hal ini pada Yoohwa. Yoohwa berkata, dia sudah tahu. Yoohwa meminta Yesoya bersiap - siap untuk meninggalkan istana sesegera mungkin.

Sementara di kediaman ratu, pelayan melapor mengenai penjagaan di kamar Yoohwa. Ratu sangat senang mendengar hal ini. Yoohwa sekarang tahu bagaimana rasanya dibuang oleh raja.



Thanks and credits to:
http://www.filipinasoul.com/category/arts-and-entertainment-philippines/

http://www.mysoju.com/jumong/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Did anyone notice Jumong's kid is a lot cuter than Soseono's?

Papi Mami nya Yuri (looks so nice..^,*)

Two similar episods

Episode 57
Yuri: Jumong & Ye Soya's Son
(Ye soya mengajak Yuri jalan-jalan di istana)
Soya: Yuri, semalam ibu memimpikan ayahmu
rasanya begitu nyata
kau harus tahu betapa hebat ayahmu
(Yuri mengangguk)
Soya: Dia bisa saja hidup nyaman, tapi dia lebih memilih menyelamatkan pengungsi dan berperang melawan Han. 
Ayahmu dan pasukan Damul adalah orang-orang yang berani.
Soya: Coba ulangi lagi, siapa nama ayahmu?
Yuri: Ju-mong (kyaa... lucu banget Yuri ini)
Soya (tersenyum senang): Benar. Itu adalah nama yang tidak boleh kamu lupakan


Episode 59
Biryu: Woo Tae & Soseono's Son
(Soseono selesai menidurkan bayi Ohnjo)
Soseono: Biryu, aku akan pergi membalas kematian ayahmu
aku akan kembali dengan selamat
aku akan tetap hidup dan melindungimu 
sampai kau menjadi raja Jolbon bersatu
*Biryu kecil ini lucu, tp tdk secerdas Yuri kecil

Hoho... semuanya cakep, tp Yuri lebih cakep ^,^. Cocok deh
Eh iya, dua-duanya mulai muncul di episode 56

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jumong Episode 58


Jumong berkata pada Oyi, dulu dialah yang mematahkan busur Damul dan selalu bertanya-tanya bagaimana hal itu akan menyebabkan bencana bagi Buyeo. Itulah alasan kenapa dia datang ke gunung Shijo hari ini. Tetapi Oyi mengatakan busur Damul terlihat utuh. Jumong terkejut dan memeriksanya. Dia kemudian memasang busur dan menembakkan sebuah anak panah.

Saat itulah angin dingin berhembus dan seorang peramal berambut putih dan berwajah pucat muncul. Si peramal berlutut memberi salam pada Jumong. Dia berkata "pemilik busur Damul bukanlah Buyeo, melainkan pasukan Damul dan komandannya Jumong". Sementara itu di istana Buyeo, Songju mengantar tabib istana pada Raja Geumwa untuk memeriksa lingkaran hitam di wajah Geumwa. Tabib terkejut dan Geumwa berkata sejak perjalanan itu dia tidak dapat tidur dan tanda itu muncul semakin jelas.
Di gunung Shijo, Bi-geum-seon berkata pada Jumong "sejak bertahun-tahun yang lalu, para peramal datang ke gunung Shijo menunggu pemilik busur Damul muncul, dan semuanya mati sebelum bisa menyaksikannya". Tapi sekarang dia akhirnya mampu menuntaskan mandat langit. Bi-geum-seon kembali berkata bahwa pemilik busur Damul adalah komandan Jumong. Jumong masih belum yakin dan berkata busur itu adalah benda suci milik Buyeo. Bi-geum-seon mengulang kembali perkataannya "busur Damul bukan milik Buyeo, lihatlah ke badan busur". Jumong membaca tulisan di busur yang bertuliskan 'benda kerajaan dari masa Gojoseon'. Bi-geum-seon berkata busur Damul adalah benda suci dari masa Gojoseon. Kaisar Gojoseon dahulu telah menjadi satu raga dengan busur itu.
Jumong bartanya "lalu kenapa bisa menjadi simbol Buyeo?"
Bi-geum-seon menjawab "setelah kejatuhan Gojoseon, Buyeo diharapkan bisa mengembalikan kejayaan Gojoseon masa lalu. Itulah mengapa busur diserahkan pada Buyeo, tapi Buyeo menyia-nyiakan kesempatan dari langit".
Bi-geum-seon berkata busur suci tidak lagi milik Buyeo karena Buyeo telah menumpahkan banyak darah sisa-sisa Gojoseon. Harus ditemukan pemilik sebenarnya, dan menyatakan busur Damul adalah milik Jumong. Dia meminta Jumong menyatukan kembali sisa-sisa Gojoseon.
Sementara itu, Geumwa selesai diperiksa namun tabib mengatakan tidak tahu penyebab penyakit Geumwa. Geumwa lalu berkata itu bukanlah penyakit dan bertanya-tanya apakah itu adalah pertanda untuk Buyeo yang juga dialami oleh Geumwa.
Saat meninggalkan goa Shijo, Jumong meminta Oyi agar apa yang dia lihat dan dia dengar di dalam goa adalah rahasia di antara mereka dan tidak ada seorangpun yang boleh tahu. Oyi mengangguk setuju dan merekapun pergi, dengan Oyi memanggul busur dipunggungnya.
Di Gyeru, Sayong menemui Soseono yang berkata belum ada jawaban dari Jumong. Sayong berkata Damul sekarang adalah pasukan besar dan kuat. Karena itulah banyak yang harus mereka pertimbangkan. Sayong berkata "Saat negara baru terbentuk, akan muncul permasalahan siapakah yang nanti akan memimpin. Saat itu, kau tidak boleh mengalah. Kau harus menjadi pemimpin". Tapi kemudian Yeontabal datang dan berkata sekarang keadaan sedang gawat karena Hyeonto telah mengirimkan pasukan untuk membantu Song Yang, dan jika mereka berperang mereka tidak akan mampu mengalahkan Song Yang. Yeontabal bertanya mengenai Jumong dan Soseono berkata belum ada jawaban.
Jumong dan Oyi kembali ke gunung Bongae, dan the trio menyambut mereka. Oyi menurunkan busur di punggungnya dan meminta semuanya menjauh. Hyeopbo bertanya apa itu dan Oyi pergi sambil berkata itu bukan apa-apa.
Jumong menemui the Trio. Mari melaporkan bahwa Sayong dari Gyeru datang ketika Jumong pergi dan mengabarkan kabar terbaru di Jolbon. Hyeopbo mendesak Jumong untuk membantu Gyeru tapi Jaesa berkata Damul tidak seharusnya bertanggung jawab pada masa depan Gyeru. Hyeopbo meninggikan suaranya dan berteriak pada Jaesa mereka harus membantu Gyeru jika mereka diserang oleh Han. Jaesa balas berteriak dia tidak berkata tidak boleh membantu tapi berkata harus waspada terhadap masalah itu. Jumong meminta mereka diam dan berkata dia akan menanganinya. Jumong keluar ruangan dan meminta Oyi mengantarkan benda keramat ke putri bintang. Jumong dan Oyi menaruh kotak berisi benda keramat di dalam ruangan peramal dan pergi. Soryeong bertanya pada putri bintang apa isi kotak itu. Putri bintang memejamkan matanya untuk berkonsentrasi dan berkata itu adalah busur keramat dan sekarang menjadi milik pasukan Damul. Busur keramat dan Jumong akan bersama membangun negara baru.
Di Buyeo, Youngpo selesai mengunjungi Geumwa dan menarik nafas. Majin mencoba menghiburnya. Yeongpo kemudian bertanya pada Majin apa yang bisa dia lakukan untuk Geumwa. Dia akan melakukan apapun untuk membantu Buyeo. Majin berkata saat ini Yeongpo seharusnya menyambut Daeso. Sementara itu Daeso dan Seolran baru saja tiba di istana Buyeo setelah sekian lama pengasingan di perbatasan Dongmoon. Daeso menanyakan kondisi Geumwa pada ratu. Ratu berkata terlalu sulit untuk melihatnya, lebih baik Daeso melihatnya sendiri di istana peramal. Daeso dan Seolran tiba di kediaman Mawuryeong. Mereka terkejut melihat Geumwa dengan perubahan wajahnya. Daeso menangis dan bertanya mengapa ini terjadi. Geumwa berkata dia tidak sakit jadi Daeso tidak perlu khawatir. Daeso kemudian bertanya pada Mawuryeong bagaimana cara menyembuhkannya dan dia menjawab dia sedang menjalani penyembuhan di tempat pemujaan tapi tidak ada perbaikan.
Mopalmo dengan hati-hati meletakkan bom ledak dan bom asap. Jumong membawanya untuk melihat bagaimana benda itu bekerja. Mopalmo mempraktekan cara kerjanya. Jumong menunjukkan ekspresi puas dan berkata pada anak buahnya bahwa mereka telah bekerja dengan keras.
Sementara itu di istana Buyeo, Geumwa duduk di singgasananya dibelakang tirai dan berkata pada orang-orangnya bahwa dia telah memanggil Daeso kembali ke istana dan berkata agar mereka melayani Daeso. Daeso berkata pada semua orang dia akan melakukan apapun yang bisa ia lakukan untuk memajukan Buyeo dan meminta semua orang untuk membantunya.
Yeongpo kembali ke kamarnya sekembalinya dari ruang sidang dan menyesal selama ini dia tidak melakukan apapun saat Daeso pergi. Majin menenangkannya dan mengatakan Daeso berniat bekerja dengan semua orang, tapi Yeongpo berkata dia seperti itu didepan semua orang tapi kemudian dia akan menusukmu dari belakang. Sementara itu Daeso dan Seolran mengunjungi ratu yang mendesaknya untuk memikirkan masa depan Buyeo dan mengatakan Geumwa sekarang sangat lemah, dan dia mengingatkan pentingnya garis keturunan. Ratu kemudian berkata pada Seolran dia harus melakukan yang terbaik untuk membantu Daeso dan dia seharusnya fokus agar segera hamil, dan jika Seolran tidak mampu memberikan anak maka tidak ada pilihan lain selain mengambil selir untuk Daeso. Seolran terkejut dan ia kemudian pamit keluar, tapi berpapasan dengan Yesoya yang sedang menggendong anaknya Yuri. Tiba-tiba Seolran mendapat ide. Haochen memberikan Seolran obat dari Daeso untuk membantu kesuburannya tapi Seolran marah dan berkata pada Haochen untuk pergi dan menjemput tukang obat.
Di gunung Bongae, Jumong teringat kata-kata Bi-geum-seon, bahwa alasan mengapa Gojoseon tidak dapat menjadi negara yang tak terkalahkan adalah karena mereka terpecah-pecah, dan Bi-geum-seon memperingatkan Jumong kecuali dia menyatukan kekuatan dia tidak akan bisa menerima dua benda suci yang tersisa. Jumong mengingat Bi-geum-seon berkata, ada total 3 benda suci peninggalan Gojoseon dan saat dimana Jumong memiliki semuanya dia akan menjadi kaisar baru Gojoseon. Jumong bertanya apakah dua benda suci yang masih tersisa tapi Bi-geum-seon menjawab itu masih belum jelas apakah Jumong bisa atau tidak menjadi pemilik 2 benda suci yang tersisa. Bi-geum-seon berkata Jumong bukan hanya satu-satunya yang terpilih oleh langit, dan mengingatkannya bahwa Haemosu juga terpilih oleh langit tapi dia gagal mengemban takdirnya, dan Jumong bisa mengalami hal yang sama. Jumong bertanya bagaimana dia bisa mendapatkan 2 benda suci yang lainnya, dan jawaban Bi-geum-seon adalah Jumong harus menemukannya sendiri, dan oleh karenanya masa depan Jumong akan sangat sulit dan tidak ada seorangpun yang akan membuka jalan untuknya, tapi dia harus menemukan dan membuat jalan bagi dirinya oleh dirinya sendiri. Setelah mengatakan hal itu Bi-geom-seon menghilang. Jumong mengingatnya dan masih tetap merasa ragu. Mari dan Hyeopbo cemas terhadap keputusan Jumong yang terlambat, berkata bahwa Gyeru sedang dalam kondisi yang mendesak. Mereka kemudian bertanya pada Oyi apa yang ada dalam kotak kayu yang dia bawa dan Oyi berkata dia juga tidak tahu. Hyeopbo berkata itu sangat aneh tapi Oyi mengalihkan pembicaraan dengan meminta bantuan Mari. Mari berkata apa yang bisa ia bantu. Oyi ingin belajar membaca dan menulis. Mari berkata sepanjang Oyi bersungguh-sungguh, dia akan melakukan yang terbaik untuk mengajarinya. Oyi berterima kasih dan pergi. Hyeopbo bertanya-tanya apa yang sedang Oyi sembunyikan dari mereka. Tapi Mari berkata Oyi pasti punya alasan dan dia bukanlah orang yang akan berbuat curang.
Sementara itu di Gyeru, Sayong berkata mereka tidak dapat bergantung pada pasukan Damul dan mereka harus bisa menemukan cara untuk menghentikan Songyang oleh mereka sendiri. Gyepil berkata mereka tidak cukup kuat, sementara Soseono dan Yeontabal tidak berkata apapun. Yangtak menemui Yeonchaeryeong yang menanyakan apa yang sudah diputuskan Soseono. Yangtak berkata mereka tidak punya pilihan sekarang, dan Yeonchaeryeong berkata jika mereka berperang sekarang mereka hanya mencari mati, tapi Yangtak berkata sekarang sudah terlalu terlambat untuk memohon pada Songyang. Dan karena Chansoo sedang melakukannya, mereka seharusnya berkonsentrasi untuk menemukan cara melawan Songyang. Soseono melihat anak buahnya yang sedang berlatih dengan Chansoo berada diantara mereka. Kemudian Sayong tiba dengan seorang pengawal wanita dan memberi tahu Soseono mulai saat ini gadis baru ini akan melayani Soseono. Si pengawal memperkenalkan dirinya sebagai Hoyeon, dan Sayong menyuruh anak buahnya untuk berhenti berlatih. Sayong memanggil dua orang pria yang sedang berlatih dan berkata pada Hoyeon untuk menunjukkan kemampuannya pada ketua Soseono. Hoyeon mengalahkan 2 orang pria tadi dan Soseono merasa senang. Sayong bertanya apa pendapat Soseono dan Soseono berkata Hoyeon mengesankan. Dia lalu berkata pada Sayong untuk mengambil orang dengan kemampuan terbaik dari kelompoknya dan Sayong bertanya untuk apa, tapi Sosono berkata dia akan menjelaskannya nanti.
Di Hyeonto, Songyang mengunjungi Yangjung yang bertanya mengenai keadaan Gyeru, dan Songyang berkata mereka sedang mencari cara pada peperangan yang akan datang, tapi mereka tidak memiliki cukup sumber daya. Songyang kemudian meminta Yangjung untuk menjadikan Songyang sebagai raja Jolbon, saat tujuan mereka tercapai nanti. Yangjung setuju dan itu membuat menteri terkejut. Songyang kemudian membungkuk dan berterima kasih atas janjinya dan berkata dia tidak akan pernah melupakan bantuan Yangjung. Songyang pergi, dan mentri bertanya pada Yangjung apakah dia benar akan membantu Songyang, dan Yangjung berkata setelah mereka mengalahkan Gyeru, Jolbon akan menjadi koloni negara Han, sehingga tidak akan menjadi masalah karena meskipun Songyang adalah raja, tapi Yangjunglah yang akan menjadi orang yang sesungguhnya memerintah Jolbon, dan dia akan menggunakan Songyang sepanjang ia berguna.
Di gunung Bongae, Jumong memanggil Mari dan Jaesa dan bertanya apakah mereka tahu tentang Joseon lama, dan Mari berkata yang dia tahu adalah Joseon di hancurkan di benteng Wang jeong, ibu kotanya, tapi detailnya dia tidak tahu. Jaesa berkata dia juga sama dan bertanya mengapa Jumong ingin tahu tentang cerita itu. Jumong berkata pasukan Damul membawa sisa-sisa joseon lama dan negara yang akan mereka bangun juga berdiri di atas tanah Joseon lama. Itulah mengapa mereka perlu tahu dasar bagia apa yang akan mereka bangun. Mari berkata ada catatan dan benda-benda yang ditinggalkan dari negara itu, dan Jumong bertanya dimana mereka dapat menemukannya. Jaesa berkata dia tahu orang yang biasa mengumpulkan benda-benda semacam itu dan menyarankan mereka agar pergi menemuinya untuk melihat apakah dia mempunyai benda semacam itu. Mereka bertiga kemudian pergi ke rumah Cheon Gyo-su, seorang pedagang dan pengumpul barang-barang antik. Jaesa memperkenalkan dirinya dan yang lain. Tuan Cheon mengundang mereka masuk dan Jumong mengucapkan terima kasih. Jumong kemudian bertanya mengenai catatan Joseon lama. Tuan Cheon menjawab kebanyakan dari mereka sudah dimusnahkan, tapi yang dia tahu, beberapa sisanya tersimpan aman di Han atau Buyeo. Jumong bertanya apakah ada cara untuk menemukannya. Tuan Cheon berkata jika dia pergi ke Han atau Buyeo untuk urusan dagang dia bisa mencoba mencari keberadaannya. Jumong meminta dia melakukannya dan tuan Cheon kemudian berkata meskipun dia tidak memiliki catatan tapi dia memiliki sebuah benda, tapi benda ini sangat berharga sehingga dia tidak bisa begitu saja memberikannya. Jumong bertanya bagaimana caranya dia bisa memilikinya dan Cheon meminta perlindungan pasukan Damul bagi karavannya sebagai barter. Jumong setuju. Tuan Cheon membawa sebuah map dan berkata itu adalah peta tanah Joseon lama, dan mereka bertiga takjub mengetahui betapa luasnya wilayah Joseon lama dahulu.
Di istana Buyeo, Yeongpo mengunjungi Daeso dan berkata untuk tidak perlu khawatir karena dia baru saja kembali. Daeso berkata dia baik-baik saja dan meminta Yeongpo keluar jika dia sudah selesai bicara. Youngpo mengundang Daeso ke ruangannya untuk mencicipi anggur spesial, dan Daeso memarahi Yeongpo yang melakukan hal dimana Geumwa sudah memerintahkan seluruh rakyat untuk tenang, Daeso kemudian menyuruh Yeongpo meninggalkannya. Setelah Yeongpo pergi, Naro membawa Bubunno masuk dan Daeso meminta Naro menyiapkan sekelompok prajurit untuk pergi ke gunung Bongae untuk memantau pergerakan Jumong. Daeso secara pribadi meminta Bubunno memimpin misi ini. Sementara itu, ketika Yesoya dan Yuri sedang mengunjungi Yoohwa, pelayan datang membawa semangkuk minuman berkhasiat untuk Yuri. Dan saat Yesoya mau meminumkannya pada Yuri, Yoohwa mendapat firasat buruk dan menghentikan Soya. Yoohwa memasukkan tusuk rambut besi ke dalam minuman dan mendapati besinya menghitam.
"Minuman ini bercaun" ujar Yoohwa. Yoohwa berkata itu pasti perbuatan Seolran dan Soya berkata mereka harus memberitahu raja, tapi Yoohwa berkata tidak ada gunanya memberitahu raja.
Di gunung Bongae, Jumong menunjukkan pada semua orang peta persebaran wilayah Joseon lama, dan mengatakan pada kelompoknya untuk mempersiapkan keberangkatan ke Gyeru. Jaesa bertanya tentang masalah yang harus mereka pertimbangkan sebelum pergi ke Gyeru, dan Jumong berkata dia pergi ke Gyeru bukan untuk menyelamatkan Soseono sendiri, tapi dia kesana untuk memeriksa wilayah Joseon lama, dan pada saat ini tidaklah penting siapa yang akan memerintah negara baru nantinya.
Di Gyeru, Soseono mempersiapkan beberapa prajurit berkemampuan tinggi untuk membunuh Songyang. Yeontabal berkata hal itu tidak berguna karena Songyang pasti dijaga ketat oleh para pengawal yang berkemampuan tinggi Tapi Soseono berkata dia juga menyadari hal itu, tapi dia punya ide, dia akan menyusup ke Biryu melalui supply anggur karena Songyang pasti memerlukan anggur dalam jumlah besar untuk menyambut prajurit dari Hyeonto. Sayong dan beberapa prajurit menyamar sebagai pembuat anggur, dan mendorong gerobak anggur dengan Soseono dan senjata yang tersembunyi di dalamnya. Jendral Biryu akan memeriksa anggur dengan Soseono dan senjata didalamnya tapi Sayong menyuapnya dengan semangkuk anggur dan kelompok Biryu berhasil menyusup ke Biryu. Sementara itu, Jumong dan pasukannya meninggalkan benteng, dan hal itu dipantau oleh Bubunno dan orang-orangnya.


Thanks and credits to:
http://www.filipinasoul.com/category/arts-and-entertainment-philippines/
http://kadorama-recaps.blogspot.com/
http://www.mysoju.com/jumong/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

HP Pinky

Friday, January 08, 2010

Bye bye my lovely pink hp. Duh... entri pertama nulis di blog dah curhat aja nih. G penting yah, tp biarin lah, namanya juga ngungkapin isi hati. Tp motivasiku bikin blog ini bukan karna kehilangan Hp koq, tp lebih karena drama epik yg lagi aku suka, Queen Seon Deok. Secara, gara - gara banyak search via paman google mengenai detail cerita drama yang satu itu, aku nemuin banyak banget sinopsis dan komentar - komentar mengenai drama ini di blogs. Ternyata asyik juga yah, bisa berbagi cerita dengan orang lain. Apalagi klo sampe postingan - postingan selanjutnya di tunggu2 untuk keluar. Duh... rasanya gimana gitu. Eh, cukup - cukup. Gak nyambung ama judulnya. Balik lagi ke HP pink. Hiks... ga seberapa sih kerugian finansialnya (krn brand yg satu ini daya jualnya rendah, biarpun di jual pasti harganya jeblok, huh!). Tapi... itu Hp proses memilih, menimbang, dan memutuskannya pake mikir yang amat dalam (3 jam lebih nongkrong d "brand" centernya, mempelajari ini - itu, nanya ini - itu, ampe petugasnya bosen kali yah). Udah gitu, daku udah terlanjur cinta ma tu hp. Limited edition. Jarang ada yang punya, begitu keluar langsung beli. Eh, browsing buat nyari yang sama ternyata udah g keluar lagi seri yang itu. Padahal belum genap satu tahun dari pertama beli. Arrgh, tambah kecewa. Tapi, kehilangan ini bisa jadi pelajaran juga buat aku selanjutnya supaya klo tidur jangan kaya kebo
(iya, hp ini d ambil orang, tepat di samping telingaku saat aku tertidur lelap). Tp aneh deh, aku tu sensitif klo kena udara dingin saat tidur. Klo ngerasa dingin, biasanya langsung kebangun. Pas pintu dbuka si pencuri harusnya aku langsung bangun krn udara dingin ya. Tp ya... namanya jg lagi rejekinya (yg ga halal pastinya) si pencuri. Ya udahlah, ikhlasin aja (biasa.. orang jawa, gampang ngalah). Ehm, temen2 bilang pencuri biasanya pake ilmu sirep (ilmu yg bikin korban tdk sadar sementara). Bener g ya?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS